Senin, 27 April 2015

Persiapan

Bismillah,

Segala yang akan saya ceritakan dan bagikan bagian dari doa yang baik- baik agar proses dan segala urusan diperlancar dan dipermudah ya...

Membaca beberapa artikel tentang persiapan menikah, berkumpul dengan sahabat- sahabat yang telah dulu menikah atau menjenguk teman- teman yang sebentar lagi akan menikah menjadi kegiatan tambahan saya disela- sela berkerja. Bukan apa- apa, pernikahan pertama ini jelas diinginkan semuanya tertata dengan rapi, apa- apa printilan yang kecil nan luar biasa dampaknya ini bisa dijangkau tidak dilupakan.

Semenjak bersama, Alhamdulillah segala persiapan bisa dilakukan bersama. Istilah orang Jawa "Runtang- runtung bareng" bukan karena keluarga tak mau mengurus, lebih ke biar berasa usahanya.
Terbantu oleh keluarga yang juga sangat antusias membantu bersemangat, kadang ini membuat kami berdua terharu. Segitunya usaha keluarga untuk pernikahan kami, belum apa- apalah dengan percikan- percikan api yang muncul kala ide atau hal tak sesuai dengan satu sama lain muncul.

Menurut beberapa sumber yang saya baca, hari- hari ke-90 ini adalah hari di mana lagi pusing sibuk dan segalanya harus dipastikan. Migrain, gak doyan makan, susah tidur kayaknya bakal sering mengunjungi beberapa minggu  ke depan. Harapanya sehat dengan menjaga pola makan dan olahraga.

Bertemu sejak pertengahan 2013, setahun memendam kemudian memulai pada akhir 2014 sampai dengan pertengahan 2015 dengan segala prosesya... Insya Alloh yang Kak dijalani prosesnya, dilacarkan usahanya dan dimudahkan segala urusannya.

secuil kisah,

April

Senin, 20 April 2015

Ke- DUA PULUH EMPAT

ke- DUA PULUH EMPAT

Memaknai dua puluh empat tahun menjadi seorang perempuan saya rasa sudah cukup menjadikan kita mengenali diri. Lihat saja, kita sudah tahu gaya busana apa yang cocok untuk kita pakai atau sekedar memastikan karirmu akan diarahkan kesebarang pulang atau ujung dunia mana ya?

sekedar ingin bercerita di dua puluh empat ini

Senin (20/4) bersama dengan keluarga besar Dia, hari ini saya mengantar dan melihat untuk terakhir kalinya keponakan perempuan pertama Alula ke tempat peristirahatn terakhir. Alula atau Lala biasa kami memanggilnya telah berjuang keras selama hampir 5 hari di ruang ICU salah satu Rumah Sakit di Kota Batang dengan diagnosa penyakit yang tidak begitu pasti. Gejalanya kala itu hanya kesulitan bernapas dan lemas dibagian tangan. Setelah perjuangan fisik dan batin yang luar biasa, Ahad (19/4) tepat 2 hari setelah dua puluh empat saya, Lala diikhlaskan untuk kembali ke Pemilik SegalaNya diusia genap 40 Hari.

Setangguh kedua orang tuanya tetap saya rasakan duka mendalam, tahu persis bagaimana cerita dari Dia bahwa kakak laki-lakinya ini sangat amat menginginkan anak perempuan (cucu pertama di keluarga) ketika lahir dengan sehat berkembang dengan baik bahagianya tak terkira. Namun kehendak Pemilik SegalaNya jauh lebih baik, Lala pun kembali dengan wajah ayu gempal dan menenangkan.



Alula Farhana Anindya, Omdi and Ante love you so :*